Penjual Pempek
Siang-siang bolong pejual pempek berteriak-teriak di jalanan untuk
mempromosikan jualannya. Di berkata “pempek…pempek…siapa mau
beli” dia terus mengucapkan itu dengan suara yang keras sekali, sampaisampai ada orang dari lantai dua rumahnya yang sedang tertidur
langsung terbangun dan dia berkata dari jendela kamarnya dengan
jengkelnya “ooi…ooi…ada otak dak” si penjual pempek pun dengan
refleknya langsung menjawab “tidakado”, orang yang berbicara tadi,
langsung berkata “o… pantas, siang-siang bolong begini teriak-teriak”.
Sangka si pejual pempek, adalah pempekotak-otak, tentu saja dia
menjawab tidak ada, dan sangka orang yang berkata tadi, si tukang
pempek memang tidak punya otak, siang-siang jualan pempek sambil
teriak-teriak.
Siang-siang bolong pejual pempek berteriak-teriak di jalanan untuk
mempromosikan jualannya. Di berkata “pempek…pempek…siapa mau
beli” dia terus mengucapkan itu dengan suara yang keras sekali, sampaisampai ada orang dari lantai dua rumahnya yang sedang tertidur
langsung terbangun dan dia berkata dari jendela kamarnya dengan
jengkelnya “ooi…ooi…ada otak dak” si penjual pempek pun dengan
refleknya langsung menjawab “tidakado”, orang yang berbicara tadi,
langsung berkata “o… pantas, siang-siang bolong begini teriak-teriak”.
Sangka si pejual pempek, adalah pempekotak-otak, tentu saja dia
menjawab tidak ada, dan sangka orang yang berkata tadi, si tukang
pempek memang tidak punya otak, siang-siang jualan pempek sambil
teriak-teriak.